Dari nilai gotong-royong menjadi saling membunuh: Cerita PKI 1965-66

Untuk mencapai sebuah bangsa yang bersatu dan maju, Sukarno menganjurkan kombinasi NASAKOM: sebuah kerja-sama antara ide Nasionalisme, Agama dan Komunisme. Tetapi ketegangan yang berada antara pihak “kanan”, yaitu Tentara Indonesia, dan pihak “kiri”, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI), mengakibatkan peninggalan dan dampak mendalam dalam kehidupan penduduk dan masyarakat Indonesia. Ketegangan ini juga mencerminkan divisi yang berada antara dunia kapitalis, khususnya Amerika Serikat, dan dunia komunis pada Perang Dingin yang menyentuh hampir setiap tempat bumi ini. Dalam karangan ini, saya membahas tentang peran Sukarno dan Suharto dalam hal PKI dan dualitas yang berada antara persepsi umum terhadap PKI dan kenyataannya. Meskipun ia jarang dibahas dalam bidang dunia atau bidang umum, sejarah PKI ini adalah sebuah kejadian yang sungguh penting, karena PKI merupakan partai komunis yang paling besar selain Uni Soviet dan Cina Komunis, dan pembunuhan massal 1965-66 adalah salah satu pembunuhan terbesar dalam sejarah dunia kita.